Previous Posts
*`* Bibit Raja *`*
Dahulu kala, ada seorang raja di daerah Timur yang sudah tua. Ia menyadari bahwa sudah dekat saatnya ia mencari pewaris kerajaannya. Ia tidak mewariskan kerajaannya itu kepada salah satu dari bawahannya ataupun anaknya, tetapi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda.
Ia memanggil seluruh anak muda di seluruh kerajaannya. Ia berkata, "Sudah saatnya bagiku untuk mengundurkan diri dan memilih raja yang baru. Aku memutuskan untuk memilih salah satu di antara kalian." Anak-anak muda itu terkejut! Tetapi raja melanjutkan, "Aku akan memberikan kalian masing-masing satu bibit hari ini. Satu bibit saja. Bibit ini sangat istimewa. Aku ingin kalian pulang, menanamnya, merawatnya dan kembali ke sini lagi tepat 1 tahun dari hari ini dengan membawa hasil dari bibit yang kuberikan hari ini. Kemudian aku akan menilai hasil yang kalian bawa, dan seseorang yang aku pilih akan menjadi raja negeri ini!"
Ada seorang anak muda yang bernama Ling yang berada di sana pada hari itu
dan ia, seperti yang lainnya, menerima bibit itu. Ia pulang ke rumah dan
dengan antusias memberitahu ibunya tentang apa yang terjadi. Ibunya membantu
Ling menyediakan pot dan tanah untuk bercocok tanam, dan Ling menanam bibit
itu kemudian menyiraminya dengan hati-hati. Setiap hari ia selalu menyirami,
merawat bibit itu, dan mengamati apakah bibit itu tumbuh.
Setelah beberapa minggu, beberapa dari anak muda itu mulai membicarakan
mengenai bibit mereka dan tanaman yang telah mulai tumbuh. Ling pulang ke
rumah dan memeriksa bibitnya, tetapi tidak ada hasilnya. Tiga minggu, 4, 5
minggu berlalu. Tetap tidak ada hasilnya.
Sekarang ini, para anak muda memperbincangkan tentang tanaman mereka, tetapi
bibit Ling tetap belum tumbuh, dan ia mulai merasa seperti pecundang. Enam
bulan berlalu, tetap belum tumbuh juga. Ia berpikir bahwa ia telah membunuh
bibit itu. Setiap orang memiliki pohon dan tanaman yang tinggi, tetapi ia
tidak memiliki apa-apa. Ling tidak berkata apa-apa kepada temannya. Ia tetap
menunggu bibitnya tumbuh.
Satu tahun berlalu sudah dan semua anak muda di seluruh kerajaan membawa
tanaman mereka kepada raja untuk dinilai. Ling putus asa dan tidak ingin
pergi dengan membawa pot yang kosong. Tetapi ibunya memberinya semangat
untuk pergi dan membawa potnya. Ling harus jujur mengenai apa yang terjadi
dengan bibit itu,saran ibunya. Ling sadar bahwa saran ibunya benar. Dan ia
pergi ke istana dengan membawa pot yang kosong.
Ketika Ling tiba, ia kagum melihat berbagai macam tanaman yang dibawa oleh
teman-temannya yang lain. Semuanya indah, dalam ukuran dan bentuk. Ling
meletakkan pot yang kosong itu ke lantai dan banyak orang menertawainya.
Beberapa merasa kasihan kepadanya.
Ketika raja datang, ia mengamati ruangan itu dan menyalami rakyatnya. Ling
berusaha untuk bersembunyi di bagian belakang. "Wah, betapa indahnya
tanaman, pohon, bunga yang kalian bawa," kata raja. "Hari ini, salah seorang
dari kalian akan ditunjuk menjadi raja selanjutnya!"
Seketika, sang raja melihat Ling di belakang ruangan dengan potnya yang
kosong. Ia memerintahkan pengawalnya untuk membawa Ling ke depan. Ling
sangat ketakutan. "Sang raja tahu aku seorang pecundang! Mungkin ia akan
memerintahkan aku untuk dihukum!"
Ketika Ling tiba di depan, sang raja menanyakan namanya. "Namaku Ling,"
jawab Ling. Semua orang menertawakannya. Sang raja menenangkan situasi itu.
Ia melihat Ling, dan kemudian mengumumkan ke seluruh kerajaan, "Lihatlah,
ini raja kalian yang baru! Namanya adalah Ling!"
Ling tidak mempercayai apa yang barusan dikatakan raja. Ia bahkan tidak bisa
membuat bibit itu tumbuh, mengapa ia bisa menjadi raja yang baru?
Kemudian sang raja berkata, "Satu tahun lalu, aku memberikan setiap orang
sebuah bibit. Dan kukatakan kepada kalian untuk mengambilnya, menanamnya,
dan merawatnya, kemudian membawanya kembali kepadaku hari ini. Tetapi aku
memberikan kalian bibit yang sudah direbus sehingga tidak akan bisa tumbuh.
Kalian semuanya, kecuali Ling, membawakanku pohon, tanaman, bunga. Ketika
kalian menyadari bahwa bibit itu tidak bisa tumbuh, kalian menukarkan dengan
bibit lain. Hanya Ling yang memiliki keberanian dan kejujuran untuk
membawakanku sebuah pot kosong dengan bibitku di dalamnya. Maka demikian, ia
yang akan menjadi raja yang baru." (SA)